Seputar Bona Pasogit Samosir

Kawasan Danau Toba, Samosir


Bantu Tekan Subscribe 🙏

SAMOSIR

Pantai Tolping Samosir Menyisakan Duka Yang Mendalam Dan Menyimpan Misteri

SEPUTAR BONA PASOGIT SAMOSIR
Jumat 10 2016, 00:08 WIB
Last Updated 2016-06-09T17:08:40Z
Pantai Tolping Lokasi Tenggelamnya Vina Butar-butar, Siswi SMP Satu Atap Rianiate

Samosir, Bona Pasogit

Akhirnya terkuak misteri dari Pantai Tolping yang berada di Desa Rianiate Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, lokasi tenggelamnya seorang siswi SMP Satu Atap Rianiate bernama Vina Butar-butar (15) pada hari, Rabu (01/06/2016) lalu.

Seperti diketahui, perisitiwa duka itu terjadi pada pukul 17.30 wib, saat korban bersama 2 orang temanya sedang mandi di pantai Tolping. Kedua temannya itu, yakni Desy Simalango (15) yang masih duduk dibangku kelas X di SMA Negeri 1 Pangururan, dan Siti Naibaho (17) yang masih duduk dibangku kelas XI di SMA Karya Jaya Pangururan.

Menurut penuturan Desy saat disambangi di kediamannya di Lumban Naibaho Toruan Desa Rianiate, Jumat (03/06/2016) lalu, dia sangat trauma atas peristiwa naas itu. Dia juga membenarkan, mereka bertiga memang sudah lama berencana ingin mandi ke pantai itu.

"Memang, kami bertiga sudah lama merencanakan ingin mandi bersama di Pantai itu, bahkan sudah berbulan-bulan. Namun, entah kenapa baru kali itu terkabul dan hari itu pula sahabat saya Vina Butar-butar pergi meninggalkan kami untuk selamanya," tutur Desy sembari meneteskan air mata.

Masih kata Desy, sebelum ke pantai, mereka masih sempat foto-foto, namun saat pergi ke pantai, semua ponsel milik mereka telah ditinggal dirumah. Dan saat mandi, mereka masih sempat tertawa bersama didalam air, sebelum peristiwa naas itu merenggut nyawa sahabat karibnya.


Foto Vina Butar-butar semasa hidup | Facebook

Setelah peristiwa naas itu diketahui, tidak lama kemudian Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir, bersama pihak Kepolisian setempat serta warga sekitar, langsung melakukan pencarian dan penyisiran diseputar lokasi kejadian dengan menggunakan alat seadanya.

Alhasil, pencarian yang berlanjut hingga pagi itu masih sia-sia dan terpaksa dilanjutkan esok harinya. Setelah matahari terbit, tepat pada hari, Kamis (02/06) sekitar pukul 07.00 wib, akhirnya jasad Vina Butar-butar ditemukan mengambang diatas air tidak jauh dari dilokasi kejadian. Di hari yang sama juga, jenazah Vina langsung dikebumikan di Kampung halamannya, di Lumban Naibaho Toruan.

Peristiwa Pantai Tolping, telah meninggalkan luka yang begitu mendalam bagi sahabatnya Desy dan Siti, secara khusus pada Ibunya K. Br. Sitanggang yang sudah lama ditinggal oleh suaminya.


Foto Vina Butar-butar semasa hidup bersama sahabatnya Desy Simalango dan Siti Naibaho | Facebook

Seperti diketahui, sesuai pengakuan Br. Sinurat (47) (Orangtua Desy) tetangga K. Br. Sitanggang, Vina Butar-butar merupakan anak semata wayang, dan bahkan sebelum lahir, telah ditinggalkan oleh sang ayah. Setelah kepergian Vina, kini ibu kandungnya hanya tinggal sendirian di gubuknya yang cukup sederhana itu.

Perisitiwa serupa, ternyata sudah sering terjadi di Pantai duka itu. Hal itu terungkap dari salah satu pemilik rumah disekitar pantai, dia nenek tua (Op. Buha Br. Sihotang) yang sudah puluhan tahun berdomisili disana.

"Dia (Vina), bukanlah korban pertama yang tenggelam di Pantai ini. Kalau tidak salah ingat, sudah mencapai 4 orang yang tenggelam disini kurun waktu sepuluh tahun," tutur Oppung Buha saat bincang-bincang di tepi pantai tidak jauh dari lokasi kejadian, Jumat (03/06/2016).

Diceritakan Oppung Buha, lokasi peristiwa tragis itu dulunya adalah dermaga pelabuhan Kapal Motor menuju Balige. Namun sekarang, pelabuhan itu tidak berfungsi lagi, dan bahkan sudah lebih sepuluh tahun lamanya. Tapi menurut Oppung Buha, Pantai Tolping tidaklah sakral.

Pernyataan Oppung Buha jauh berbeda dengan apa yang disampaikan Oppung Rotua Naibaho (70) warga Lumban Naibaho Toruan, Desa Rianiate. Op. Rotua menganggap bahwa lokasi itu merupakan daerah yang sakral.

"Pantai itu memang sakral. Sudah sering terjadi peristiwa serupa disana," demikian pengakuan Op. Rotua saat bincang-bincang di teras rumah Br. Sinurat (Ibu Desy), Jumat (03/06/2016).

Oppung Rotua juga banyak cerita tentang penampakan-penampakan yang sering terjadi di pantai Tolping. Dan cerita mistis itu sudah hangat ditengah-tengah masyarakat sekitar.

"Di Pantai itu sering muncul penampakan seperti uang letak diatas sebuah Ulos, Hudon Tano (Periuk yang terbuat dari tanah liat pada zaman dahulu), dan Ikan Mas berukuran besar seperti sedang bermain-main. Dan cerita penampakan itu, sudah diakui hampir seluruh masyarakat disini," kata Op. Rotua.

Untuk itu Op. Rotua bersama masyarakat sekitar berharap, peristiwa naas yang menghilangkan nyawa siswi SMP Satu Atap yang baru saja selesai mengikuti Ujian Nasional (UN) itu, tidak terulang kembali. Juga berharap, agar pemerintah  memberikan perhatian terhadap Pantai Tolping yang masih menyimpan misteri itu. (Helbos)



Posted By Helbos Sitanggang

TRENDING TOPIKMore