Samosir, Bona Pasogit
Tragedi KM Sinar Bangun, Senin (18/6/2018) tepatnya di perairan Danau Toba, berlayar dari pelabuhan Simanindo menuju Tigaras Kabupaten Simalungun, tentu jadi perhatian banyak pihak dan menimbulkan rasa trauma. Namun, tidak demikian dengan 6 remaja ini. Walau terpaksa melawan rasa takut menyeberangi Danau dengan sampan kecil, itu dilakukan demi menuntut ilmu.
Disambangi Bona Pasogit, Sabtu (21/7/2018), di pantai Sitanggang Bau, Desa Parsaoran I, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, 6 remaja hebat ini, setiap harinya berangkat dari rumah menuju sekolah, dengan sampan mesin berukuran kecil.
Mereka yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Pangururan, naik sampan kecil, sebenarnya keterpaksaan, karena tidak ada angkutan darat.
Senada, mereka ber enam mengaku takut naik sampan apalagi musim angin kencang dan ombak besar. Tapi demi ilmu, mereka mengesampingkan rasa takut itu.
"Walau angin kencang dan ombak menghantam, kami tetap naik sampan mesin untuk berangkat dan pulang sekolah. Setiap harinya, berangkat dari rumah pukul 06.00 WIB. Perjalanan 1 jam lebih. Kami biasanya tiba di sekolah pukul 07.10 WIB. Itupun harus tancap gas," tutur 6 remaja warga Pandulangan, Desa Huta Ginjang, Kecamatan Sianjur Mula-mula ini.
Sampan yang mereka kemudikan secara bergantian, mengeluarkan biaya operasional untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), 4 liter (pulang-pergi), bila dikonversi, Rp 31.200/hari.
"Kami sendiri yang bawa secara bergantian. Sebenarnya takut, tapi terpaksa. Tak jarang angin kencang dan ombak besar. Kami tidak pakai pelampung. Kalau BBM pulang dan pergi 4 liter/hari. Berharap ada angkutan dari darat," sebut mereka.
Enam remaja hebat itu, menuntut ilmu di SMP Negeri 2 Pangururan, yaitu Daniyanti Sinurat, duduk di kelas IX (15), Imelda Lestari Sigiro, kelas IX (14), Inda Dinata Malau, kelas IX (14), Jelita Leviana Sigiro, kelas IX (14), Teresia Sigiro, kelas VII (12), dan Helmida Simarmata, kelas VII (12).
Harapan para remaja ini mendapat respon positif dari Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, ketika dimintai tanggapan melalui pesan whatsaap, di hari yang sama. "Ok, masukan dan informasi yang bagus," jawab Bupati.
Ditanya apakah mereka layak mendapatkan pelampung, Rapidin menyampaikan, sangat prioritas. "Oh, sangat prioritas," tulis Rapidin. (Hrey S)
Narkoba Dan Obat Terlarang Adalah Racun Mematikan.
Mari Bersama Selamatkan Generasi Bangsa Ini Dari Bahaya Narkoba dan Obat-obatan Terlarang Lainnya.