Seputar Bona Pasogit Samosir

Kawasan Danau Toba, Samosir


Bantu Tekan Subscribe 🙏

SAMOSIR

Huta Dame Palipi Kondisi Terkini

SEPUTAR BONA PASOGIT SAMOSIR
Jumat 26 2016, 18:54 WIB
Last Updated 2016-08-02T05:11:28Z
Kali ini saya ingin berbagi sekilas informasi tentang Huta Siantar - antar, Desa Huta Dame, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir untuk kondisi terkini, Jumat (26/02/2016).
Timbulnya niat saya untuk menulis sekilas informasi tentang Huta Siantar - antar, Desa Huta Dame ini tidak didasari kesengajaan melakukan investigasi. Kedatangan saya ke Desa Huta Dame untuk menghadiri acara Adat.
Langsung saja, Panjang Jalan menuju Desa Huta Dame, Kecamatan Palipi berkisar 7 kilometer. Simpang masuk dari jalan Protokol, berjarak sekitar 30 meter dari Hotel Gorat Palipi yang mungkin sebagian besar dari saudara/i sekalian sudah pernah mendengar atau bahkan berkunjung kesana.
Nah, apakah anda tahu seperti apa kondisi terkini yang ingin saya bagikan?. Tentu sebagian belum. Sebenarnya tidak jauh beda dengan tulisan saya tentang Potret Desa Harapohan Dan Lumban Suhi - Suhi Dolok. Namun melalui tulisan ini, saudara sekalian tentu dapat melihat kesamaan dan perbedaan nya.
Saya akan mulai dari perjalanan saya dari Simpang dengan sepeda motor butut milik saya. Seperti saya sampaikan diatas, panjang jalan menuju Huta Siantar - antar, Desa Huta Dame Palipi, berkisar 7 kilometer.
Lantas tahukah saudara/i sekalian bagaimana kondisi jalan yang saya lalui?. Bisa dikatakan lebih hancur dari jalan menuju Harapohan. Sangat tidak layak dilalui. Untung kereta butut saya masih mampu melanjutkan perjalanan hingga menuju Huta Siantar - antar tempat pesta yang hendak dituju.
Sedikit perbedaan dengan jalan menuju Harapohan, menuju Huta Siantar - antar saya menjumpai 7 titik lokasi rabat Beton yang baru saja dibangun. Rabat pertama yang saya lalui sepanjang kurang lebih 20 meter. Rabat kedua sampai kelima, panjang nya masih sama, kisaran 20 - 30 meter.
Untuk Rabat keenam dan ketujuh, barulah mencapai ratusan meter. Penempatan 7 titik lokasi rabat yang foto, ditempatkan di jalan - jalan rawan yang sama sekali tidak bisa dilintasi dengan roda dua juga roda empat. Yang pasti pembenahan jalan menuju Desa Huta Dame sudah mendapat sentuhan dari Pemerintah. Walau sesungguhnya,  masih lebih panjang jalan rusak. Mengenai kualitas rabat, sekali lagi saya tidak mau kritisi. Karena memang saya bukan investigasi, hanya untuk menghadiri acara Adat.
Terus saja, disana saya juga melihat padi di sawah sudah mulai menguning. Namun bukan karena sudah siap panen, melainkan karena padi itu kekurangan air dan mungkin kurang perawatan. Dari yang saya lihat, mungkin karena samosir tidak lagi diguyur hujan kurang lebih satu minggu. Sehingga tanah mulai kering. Dan yang paling buruknya, rumput tumbuh lebih subur diantara padi - padi itu.
Kali ini saya sangat beruntung ada sumber yang bersedia melengkapi tulisan ini. Setiba di tempat pesta yang saya tuju tepatnya di Huta Siantar - antar, saya langsung berkenalan dengan salah satu warga setempat. Tanpa basa - basi, ketika saya tanya namanya, dia langsung menjawab dengan inisial. Dia adalah D. Pandiangan.
Singkat cerita, perbincangan kami berlangsung selama 10 menit. Dan beberapa pertanyaan yang saya lontarkan, dijawab dengan baik. Pertama saya menanyakan apa mata pencaharian utama warga Desa Huta Dame. Kemudian jumlah Kepala Keluarga (KK) yang berdomisili, kapan rabat Beton yang saya lalui itu dikerjakan dan siapa nama pemerintah setempat.
Inilah jawaban D. Pandiangan "Mata pencaharian utama warga di Desa Huta Dame adalah bertani. Masyarakat Desa Huta Dame mayoritas bertani Kopi dan Bawang. Adapun padi hanya sebagai samping. Karena tidak semua warga bisa menanam padi. Mengingat daerah Desa Huta Dame adalah perbukitan.
Untuk jumlah Kepala Keluarga, kurang lebih 100 KK. Dan rabat Beton yang saya ceritakan diatas, dikerjakan di tahun anggaran 2015. Kalau nama kepala Desa Huta Dame adalah W. Pandiangan"
Sebelum perbincangan dengan D. Pandiangan, saya sempat melihat sebuah bendungan air. Saya tidak mau lupa untuk menanyakan hal itu. Saat saya menanyakan kepada D. Pandiangan apakah itu bendungan air dan apakah berfungsi atau tidak?.
Pandiangan menjawab "Ya, benar. Itu adalah bendungan air. Dan kalau tidak salah ingat, dibangun pada tahun 2008 yang lalu. Bendungan itu difungsikan untuk penampungan air bersih yang sumber nya dari pegunungan diatas Desa Huta Dame".
Di lokasi pesta, saya juga sempat berbincang dengan 4 orang Gadis remaja. Sekali lagi saya sangat beruntung, salah dari mereka telah menambah bahan tulisan ini. Namanya Era Boru Sinaga. Kepada Era saya menanyakan, sekolah dimana, berjalan kaki atau naik angkot?.
Lalu apa jawab Era?
"Semua pelajar tingkat SMP dan SMA yang ada di Desa ini, pergi dan pulang sekolah dengan kaki ayam alias berjalan kaki. Untuk tingkat SMP, rata - rata belajar di SMP Swasta RK Bintang Samosir.  Dan tingkat SMA, di SMA Negeri 1 Palipi.
Untuk mengejar agar tidak terlambat sekolah, kami harus berangkat dari rumah pukul 5 : 30 Wib. Karena harus menempuh jarak 7 kilometer lebih. Pulang sekolah, biasanya sampai dirumah  jam 3 sore. Boleh dikatakan, kurang lebih 2 jam waktu yang kami butuhkan untuk sampai di sekolah".
Demikian sekilas informasi tentang kondisi terkini Desa Huta Dame Kecamatan Palipi yang bisa saya bagikan. Saya tidak bisa menceritakan lebih banyak lagi, karena waktu yang saya miliki hanya 2 jam. Karena saya hadir disana, juga karena ada keluarga yang lagi berduka. Tapi jujur saja, Desa Huta Dame sangat cocok dijadikan sebagai tempat kunjungan wisata. Panorama alamnya, cukup memikat hati. Menikmati pegunungan dan Danau Toba dari Desa Huta Dame, cukup membuat hati tenang dan bahagia.
Namun dibalik semua itu, sekali lagi saya turut prihatin atas nasib saudara/i kita yang tinggal disana. Mereka juga belum seutuhnya menikmati 12 tahun Kabupaten Samosir berdiri dan 70 tahun Indonesia merdeka. Fasilitas seperti jaringan seluler saja, belum dapat dinikmati dengan baik.
Sedikit pesan moral yang ingin saya sampaikan lewat tulisan ini :
"Bersyukurlah kita telah menikmati dan sedikit memiliki daripada tidak sama sekali"
"Baiklah kita pernah mengalami penderitaan, namun belum tentu lebih pahit dari apa yang saudara/i kita rasakan di pelosok negeri ini"
Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi saudara/i sekalian. Dan sekali lagi saya minta maaf jika ada diantara saudara yang tidak setuju dengan tulisan saya ini.
"Semoga Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, selalu melindungi dan memberkati kita semua, kini dan sepanjang masa". Amin.
By : Helbos Sitanggang

TRENDING TOPIKMore