Simanindo, Bona Pasogit
Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Samosir selama berbulan-bulan, sejak April lalu, mengakibatkan perairan Danau Toba surut puluhan meter dan ketinggian mencapai kurang lebih 4 meter. Hal juga itu mengakibatkan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Sumut I Simanindo hampir tidak bisa landas di pelabuhan Simanindo.
Pantauan wartawan, Jumat (07/10/2016) di pelabuhan Simanindo, kesurutan air membuat roda empat hampir jumping saat keluar dari feri. Tidak hanya itu, kapal kayu juga tidak bisa landas di pelabuhan kapal kayu yang berseberangan dengan pelabuhan feri. Sehingga kapal kayu harus landas turunkan penumpang di pelabuhan feri.
Hal itu turut dibenarkan kepala Pos pelabuhan Simanindo dari Dinas perhubungan Kabupaten Samosir RB. Banjarnahor saat dikonfirmasi, Jumat (07/10) di Pos pelabuhan Simanindo, bahwa kesurutan air berdampak bagi landasan kapal feri dan juga kapal kayu yang beroperasi di Simanindo.
"Surutnya Danau Toba, berdampak bagi pelabuhan. Dimana pelabuhan sudah jauh dari air. Hal itu membuat roda empat agak terganggu saat keluar dari feri. Tidak hanya itu, Kapal kayu juga harus numpang di pelabuhan Feri untuk turunkan penumpang," ujarnya.
Kalau sampai satu bulan lagi kemarau ini berlangsung sambungnya, dikhawatirkan feri dan kapal kayu tidak bisa landas lagi di pelabuhan Simanindo. "Kalau sempat kemarau ini berlangsung hingga satu bulan lagi, ada kemungkinan feri tidak bisa lagi landas di pelabuhan ini," ucapnya.
Hal yang sama juga dikhawatirkan Kepala Unit feri KMP Sumut I dan II Marhan Simbolon. Dimana air surut sudah mencapai tinggi kurang lebih 4 meter, yang mengakibatkan pelabuhan semakin tinggi dari air.
"Kita juga khawatir kalau kemarau ini masih berlangsung lama, feri terganggu untuk landas. Namun sampai saat ini, masih bisa difungsikan dengan baik, serta arus penyeberangan masih berjalan aman dan lancar," katanya. (Hreys)
Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Samosir selama berbulan-bulan, sejak April lalu, mengakibatkan perairan Danau Toba surut puluhan meter dan ketinggian mencapai kurang lebih 4 meter. Hal juga itu mengakibatkan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Sumut I Simanindo hampir tidak bisa landas di pelabuhan Simanindo.
Pantauan wartawan, Jumat (07/10/2016) di pelabuhan Simanindo, kesurutan air membuat roda empat hampir jumping saat keluar dari feri. Tidak hanya itu, kapal kayu juga tidak bisa landas di pelabuhan kapal kayu yang berseberangan dengan pelabuhan feri. Sehingga kapal kayu harus landas turunkan penumpang di pelabuhan feri.
Hal itu turut dibenarkan kepala Pos pelabuhan Simanindo dari Dinas perhubungan Kabupaten Samosir RB. Banjarnahor saat dikonfirmasi, Jumat (07/10) di Pos pelabuhan Simanindo, bahwa kesurutan air berdampak bagi landasan kapal feri dan juga kapal kayu yang beroperasi di Simanindo.
"Surutnya Danau Toba, berdampak bagi pelabuhan. Dimana pelabuhan sudah jauh dari air. Hal itu membuat roda empat agak terganggu saat keluar dari feri. Tidak hanya itu, Kapal kayu juga harus numpang di pelabuhan Feri untuk turunkan penumpang," ujarnya.
Kalau sampai satu bulan lagi kemarau ini berlangsung sambungnya, dikhawatirkan feri dan kapal kayu tidak bisa landas lagi di pelabuhan Simanindo. "Kalau sempat kemarau ini berlangsung hingga satu bulan lagi, ada kemungkinan feri tidak bisa lagi landas di pelabuhan ini," ucapnya.
Hal yang sama juga dikhawatirkan Kepala Unit feri KMP Sumut I dan II Marhan Simbolon. Dimana air surut sudah mencapai tinggi kurang lebih 4 meter, yang mengakibatkan pelabuhan semakin tinggi dari air.
"Kita juga khawatir kalau kemarau ini masih berlangsung lama, feri terganggu untuk landas. Namun sampai saat ini, masih bisa difungsikan dengan baik, serta arus penyeberangan masih berjalan aman dan lancar," katanya. (Hreys)
Narkoba dan Obat-obat terlarang adalah racun Generasi.
Mobil tangki milik pertamina terlihat jumping saat keluar dari feri KMP Sumut I di pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, Jumat (07/10/2016).
